Pemuda Hebat, Indonesia Kuat!
Essay ini ditulis dalam rangka mengikuti Beasiswa Dataprint Periode 2.
Oleh : Agus Ramelan Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia |
Siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan bangsa ini? Saya
kira itu merupakan pertanyaan mainstream,
dan hampir setiap orang tahu apa jawabnya. Ya, pemuda adalah harapan untuk
melanjutkan estafet kepemimpinan di bumi pertiwi ini. Sebagai Iron Stock kepemimpinan bangsa, pemuda
sudah seyogyanya menempa dirinya lebih keras dan menebar kebermanfaatan
sebanyak-banyaknya di sela-sela masa mudanya.
Pemuda hebat belum tentu bermanfaat. Kehebatan tak ayal
acapkali dipergunakan untuk sesuatu yang bersifat negatif dan hanya menjadi
subjek parasit bagi masyarakat. Betapa banyak orang hebat yang duduk di senayan
yang tersandung kasus korupsi? Bukankah dulu mereka juga seorang aktivis pemuda
atau mahasiswa yang berkoar-koar membasmi korupsi? Baiklah, hari esok adalah
refleksi dari sekarang. Kepemimpinan bangsa kelak juga cerminan pemudanya
sekarang. “Muda hanya sekali maka buatlah
muda yang berarti” Begitulah satu kalimat dahsyat yang selalu menjadi obat
penawar malas bagi saya. Pemuda sukses kaffah (menyeluruh) ialah yang hebat dan bermanfaat. Pemuda
seperti itulah yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia. Banyak langkah untuk
mewujudkannya, misalnya dengan berkomitmen pada beberapa sifat berikut.
1.Rabbani
Michael H. Hart dalam
bukunya 100: Kedudukan Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah merilis 5 tokoh teratas yang paling
berpengaruh di dunia adalah mereka yang menempatkan aspek spiritual di balik
keilmuawannya. Misalnya untuk yang beragama Islam : Tua rajin ke Masjid itu
luar biasa, lebih luar biasa jika yang muda yang rajin sholat berjamaah di
masjid.
2. Berani Bermimpi
Memang sih, berani bermimpi adalah kalimat klasik yang
senantiasa menghampiri kita di mana saja. Tapi jangan coba-coba bermimpi kalau
tidak mau terwujud. Jadi, dapat disimpulkan Mimpi itu bak Hukum Energi : Tidak
bisa dihilangkan dan tidak bisa dihambat, namun dapat dikonversikan ke dalam
kenyataan!
3. Mandiri
Muda Mandiri, Tua Bahagiakan Mami
dan Istri! Tuh maknyus kan? Ya walaupun gak semaknyus muda foya-foya tua kaya
raya sih, Namun setidaknya lebih bermakna dan menggetarkan hati lah. Memang
belum terlalu mudah sih untuk
mengawalinya, tetapi dengan niat dan tekad kuat lambat laun pasti lah
terlaksana. Sudah saatnya hukum rimba bagi kawula muda direvisi dan kalau perlu
dikontrak ulang, “Siapa yang paling mandiri, dia lah yang menang”.
4. Berpengetahuan
Pengetahuan akan menjadi sebuah peta bagi perjalanan
seorang pemimpin. Memulai memaksimalkan waktu untuk menggali pengetahuan
sebanyak-banyaknya adalah ciri dari pemuda calon pemimpin bangsa. Saya masih
ingat perkataan seseorang yang pernah saya temui di Jakarta yang menyebutkan
bahwa “Bagi seorang pemuda,
Bersantai-santai adalah laknat kecuali sedikit dan Berlelah-lelah adalah Rahmat”.
Tidak banyak-banyak dan tidak ribet-ribet untuk menjadi
sosok pemuda calon pemimpin bangsa. Rabbani, Bermimpi Besar, Mandiri, dan Berpengetahuan adalah
langkah tepat di masa muda untuk menggantikan estafet kepemimpinan. Indonesia
membutuhkan pemuda, bukan hanya pemuda yang hebat namun juga pemuda yang penuh
kebermanfaatan.