img source: http://herinoto.com |
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang bersifat
permanen. Sifat permanen ini berarti tetap, tidak mudah hilang atau sekadar
lupa. Untuk mengukur keberhasilan seseorang, indikatornya adalah perubahan
tingkah lakunya. Bukan diukur dari nilai atau reward yang mereka dapat. Semua ajaran agama
mewajibkan semua umatnya untuk belajar. Perubahan tingkah laku terjadi sebagai
akibat dari pelatihan dan pengalaman (William J.).
Prinsip – prinsip belajar:
1. Subjek
belajar adalah siswa (Raw Input)
2. Siswa
belajar sesuai tingkat kemampuanya (Levelling)
3. Harus
adanya penguatan (Reinforcement) dari
setiap tahapan belajar
4. Belajar
itu harus tuntas dan sempurna (Mastery
learning)
5. Harus
ada tanggung jawab dan kepercayaan penuh dalam belajar
Fislosofi belajar:
1. Behavioristik
(perubahan tingkah laku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan)
2. Kognitivisti
(Berdasarkan pengetahuan)
3. Social
Psychology (Proses Alamiah)
4. Gagne
(kondisi-kondisi tertentu, internal maupun eksternal)
Wawan Purnama mendefinisikan Belajar adalah sebuah
proses humanistik, artinya belajar hanya milik manusia dalam arti lain belajar
menampilkan sisi manusia. Humanistik ini berupa dorongan yang sangat kuat dari
dalam jiwa seseorang yang melibatkan logika, emosi dan rasa. Belajar untuk
menjadikan seseorang bertahan hidup dan memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi.
Lalu, Mengapa kita harus belajar?
1. Perintah
Allah SWT kepada manusia
2. Perintah
Rosulullah kepada umatnya
3. Agar
manusia berbeda dari makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya
4. Agar
dapat bertahan hidup dan kehidupan menjadi mudah
5. Membedakan
derajat seseorang dari yang lainnya
Sebetulnya inti belajar sederhana yaitu membaca,
mendengar, dan merasakan. Keberhasilan seseorang sangat ditentukan oleh cara mengaplikasikan
cara belajar dengan benar. Berikut beberapa tipe mebaca, mendengar dan
merasakan.
Tipe-tipe orang membaca yaitu:
1. Hanya
sekadar membaca huruf
2. Membaca
Efektif
3. Membaca
dengan resistasi (menulis)
Tipe-tipe orang mendengar yaitu:
1. Hear, sekadar merasakan bunyi-bunyi yang
menggetarkan selaput genderang telinga
2. Listen, menyimak apa yang didengarkan
3. Concentred, menyimak dan merekam di otak
apa yang didengar
Tipe-tipe orang merasakan yaitu:
1. Adanya
usikan pada hati yang mebuat seseorang merasa ada sesuatu yang berbeda
2. Mendalami
sesuatu yang dia rasakan kemudian mempersonifikasikannya dalam model-model yang
dapat di indera
3. Munculnya
sebuah rangsangan yang luar biasa dari apa yang dirasakan untuk mendorong pada
sebuah perubahan yang berarti dalam kehidupannya
Untuk selalu menghadirkan rasa ingin belajar perlu
beberapa tahap, diantaranya:
1. Adanya
niat yang kuat dari dalam diri
2. Mulailah
belajar dari hal yang sederhana dan paling kita sukai
3. Jangan
hanya melihat aspek fisik saja, contoh: tebel halaman buku
4. Contohlah
cara belajar orang
Ingat: “Jenius itu 10% adalah keturunan, 90% nya
adalah hasil kerja keras”.
source: kuliah Pak Waw
No comments:
Write Komentar