![]() |
img by: http://erwinallomboky.blogspot.com |
Terkadang seorang guru
maupun orang tua menakut-nakuti siswa yang notabene tujuannya hanya untuk
mempersemangat siswa untuk lebih giat belajar. Misalnya, “awas kalau nilai
kalian jeblok, pasti gak akan naik kelas”. Ya, tidak dapat dipungkiri bawasanya
untuk memicu motivasi belajar siswa, kekuatan fear motivation dapat dimainkan. Sesuai dengan perkataan John F.
Milburn, “Tindakan seseorang bergantung pada besarnya ketakutan. Kita melakukan
sesuatu karena kita menikmatinya atau karena kita takut jika tidak
melakukannya”.
Namun jangan sampai
pula kita euphoria dalam menakut-nakuti, perlu diketahui pengaruh faktor ini
hanyalah sesaat. Begitu hukuman melemah ataupun tidak ada, mereka akan kembali
ke zona nyamannya masing-masing. Inilah sifat motivasi dari luar (eksternal).
Motivasi ini diartikan sebagai pemancing semangat yang datangnaya dari luar
baik dalam bentuk insentif/awarad (positif) maupun ancaman/rasa takut (negatif).
Motivasi yang paling
bertahan lama adalah motivasi yang datang dari dalam diri sendiri. Tentu para
siswa mempunyai alsan kuat mengapa kita ingin belajar, melakukan hal ini da
itu. Andrew Carnegie mengungkapkan, “People
who unable to motivate themselves must be content with mediocrity, no matter
impressive other talents”-Orang –orang yang tidak mampu memotivasi diri
mereka sendiri harus puas dengan menjadi orang yang biasa-biasa saja, walau
bagaimanapun hebatnya talenta mereka”.
Salah satu unsur
motivasi internal dan inti dari segala tindakan dan keinginan adalah desire (keinginan yang menggebu-gebu).
Orang yang memiliki desire tidak
peduli dengan batasan yang dibuat oleh manusia pada umumnya, ia akan melewati
batasan tersebut dengan sekuat tenaga. Bahkan terkadang mereka percaya bahwa
sebenarnya tidak ada batasa ril dalam hidup ini, semuanya adalah batasan semu
dan sementara yang dapat dilampaui.
Ada beberapa indikator
agar kita mampu menemukan desire, yaitu
senag melakukan apa yang kita kerjakan. Beraktivitas dengan tidak mengutamakan
hasil akhir saja, tetapi lebih memperhatikan proses kemajuan diri. Tidak
mencari jalan pintas, namun mencari jalan bahkan yang tersulit pun ditempuh
untuk meningkatkan hasil yang diinginkan. Kunci utamanya adalah belajar tanpa
beban, beraktivitas dengan kegembiraan, dan terus terpacu untuk menjadi lebih
baik dan terbaik.
No comments:
Write Komentar