Dewasa ini selera
masyarakat terhadap masakan tradisional semakin meningkat. Hal ini disebabkan
cita rasa makanan daerah yang khas dan unik maupun kesadaran masyarakat unntuk
melestarikan menu masakan daerah. Angkringan merupakan lapak khas daerah solo
dan yogyakarta. Angkringan, banyak orang memandang sebelah mata dengan jenis
usaha ini. Mungkin karena pembawaannya yang terkesan hanya untuk golongan
ekonomi menengah ke bawah. Kadang juga ada yang mempertanyakan apa untungnya
membuka usaha angkringan. Justru penulis melihat usaha ini jauh lebih
prospektif dibanding usaha sejenis (makanan).
Angkringan
sendiri menjadi istimewa karena interaksi sosial yang terjadi di dalamnya.
Warung yang bisa menjadi contoh sebuah sistem paling sederhana yang sebenarnya
pantas menjadi model untuk hubungan sosial, meskipun tidak bisa mencakup semua
aspek. Egaliter atau sederajat adalah ciri khas utama warga angkringan. Tidak
peduli siapa yang datang ke angkringan. Apabila ia sudah datang ke angkringan,
ia harus siap berbaur tanpa memakai jabatan doktor, insinyur, pengacara, haji,
atau yang lainnya. Inilah yang membuat warga angkringan menjadi akrab. Belajar
mendengar orang lain sekaligus belajar menyampaikan pendapat pun menjadi
aktivitas biasa yang tak membosankan, ditemani gorengan dan sesekali sruputan wsedang
jahe. Di Kota Bandung, Angkringan belum begitu banyak dan
bisa dikatakan jumlahnya dapat dihitung jari. Khususnya di sekitar kampus
Universitas Pendidikan Indonesia belum ditemukan keberadaan Angkringan.
Keaadaan ini menjadikan peluang usaha Angkringan sangat menjanjikan.
Modal untuk membuka
angkringan cukup terjangkau, kurang dari kisaran 5 Jt rupiah. Analisis
pembiayaan dan prediksi untung-rugi menurut penulis adalah sebagai berikut:
a. Modal
Pembuatan
Gerobak
:
Rp1.500.000
Terpal
/ Tenda :
Rp 150.000
Kompor
+ Tabung Gas : Rp
150.000
Meja
+ Kursi : Rp
200.000
Tikar : Rp
50.000
Penerangan : 50.000
Peralatan
Masak : Rp 500.000
Stock
Bumbu : Rp 100.000+
TOTAL
: Rp 2.600.000
b. Omset per hari
Nasi
kucing 50 x 2000 : Rp 100.000
Wedang Jahe 50 x 2.000 :
Rp 100.000
Teh/Kopi
50 x 2.000 : Rp
100.000
Gorengan
100 x 500 : Rp
50.000
Snack
50 x 500 : R p 25.000+ TOTAL
: Rp 375.000
c. Omset per
bulan
Rp
375.000 x 30 hari :Rp 11.250.000
d.Biaya
Operasional / blns
Bahan
baku( Rp 200.000/hari x 30 ) :Rp 6.000.000
Membayar konsinyasi snack(50 bh x @Rp
400 x 30 hr ) :Rp 600.000
Arang :Rp 50.000
Iuran
listrik dan
kebersihan :Rp 60.000+
TOTAL :Rp 6.710.000
e. Laba
Bersih per bulan ( Rp 11.250.000 - Rp 6.710.000
) = Rp 4.540.000
f. ROI
(Return of Investment)
(
modal awal : laba bersih per bulan ) = 1,75
bulan
Dengan analisis
tersebut, sudah dapat disimpulkan bahwa Angkringan merupan Usaha yang
menjanjikan dengan modal yang ringan. Semoga saya segera memiliki usaha ini.
Amin. . .
cieee
ReplyDeleteTerima kasih Pak, sudah beberapa hari ini saya mencari informasi tentang analisis usaha angkringan, ini sungguh sangat membantu saya untuk memecahkan masalah yang sedang saya hadapi. mulai sekarang saya akan bookmark blog ini agar saya bisa kembali dan melihat informasi yang terbaru. mungkin anda juga membutuhkan infomasi dari saya ANEKA RESEP MAKANAN BAYI
ReplyDeleteInfo bagus sy baru mau mulai di semarang
ReplyDelete