Dua puluh empat
tahun yang lalu, raga ini dilahirkan ke dunia ini. Kata Ibu saya lahir pada
Minggu Pon, tanggal 15 Maret 1992. Di desa ku hari pon adalah hari pasaran
paling rame, di mana warga berbondong-bondong ke pasar untuk berdagang dan
berbelanja. Untung saja Ibu ku dulu pada hari itu tidak pergi belanja, Ibu ku
milih untuk melahirkanku dengan sekuat tenaga nya di tempat bu Bidan, Terima
kasih banyak ya Ibuk ku saya. Semoga Ibu sehat bahagia selalu dan dapat
mendampingiku sampai berkeluarga, mempunyai anak dan bahkan saya mempunyai cucu
kelak. Aamiin.
Masa kuliah S1
menyimpan kenangan unik di bulan maret. Masih ingat bulan maret 2013, saat itu
pertama kalinya saya naik pesawat terbang ke negeri orang. Yang jelas pertama
kali nya mempunyai pasport. Uniknya sekalinya ke luar negeri, ya pertama
kalinya saya nyasar. Berangkat malam dari Bandara Soetta, otomatis saya tiba
hampir tengah malam di Bandara KLIA Malaysia. Kebetulan sepertinya, pesawat
yang saya naikin didominasi oleh rombongan kaos seragam ijo-ijo. Ketika keluar
pesawat, saya mengikuti arah jalan mereka. Saya pikir itulah jalan keluar
bandara. Saya sendiri juga belum tahu-menahu mengenai prosedur imigrasi.
Setelah sampai di sebuah ruangan, rombongan ijo-ijo diminta duduk dan otomatis
saya juga duduk. Lumayan lama duduk saya termenung, emang begini ya kalau tiba
di bandara internasional negara orang? Saya positive thinking, sabar dan
menunggu. Tapi kog lama banget ya? Akhirnya, dengan gaya mahasiswa saya
bertanya dengan menggebu-gebu. Oh nooo, ternyata oh ternyata. Saya ini ikut
rombongan teman-teman TKI. Mereka belum boleh keluar bandara sebelum ada pihak
yang menjemput, termasuk saya yang ada di rombongan itu. Kenangan banget ini,
akhirnya saya diarahkan ke bagian imigrasi dan diperbolehkan ambil bagasi.
Maret-maret
selanjutnya juga begitu, ada saja sejarah yang diberikan oleh Allah SWT ke diri
ini. Dan yang terdekat adalah maret 2016 ini. Alhamdulillah, tepat tanggal 10
Maret 2016 pukul 11.30 WIB malam status Scholarship Hunter saya dirubah menjadi
Awardee. Alhamdulillah Luar Biasa Dahsyat Allahu Akbar!!! Kado indah seiiring
bertambahnya usia ini. Malam itu Ibu yang tertidur lelap bangun dan tak
henti-hentinya mengucap syukur dan senyum bahagia. Kami berdua membagi
kebahagiaan bersama sampai jam 02.00 pagi. Saya dinyatakan lulus seleksi
wawancara beasiswa magister LPDP Dalam Negeri untuk kampus tujuan ITB. Mimpi
untuk studi magister sudah di depan mata untuk diwujudkan.
![]() |
Teman-Teman Satu Group Essay, LGD, dan Wawancara LPDP |
Allah SWT
sepertinya telah benar-benar merencanakan beasiswa ini untuk saya. Semua urusan
dimudahkan oleh-Nya. Persiapan berkas-berkas untuk seleksi administratif terasa
berlalu satu demi satu. Perjuangan pertama dimulai dengan mencari surat
keterangan dari desa. Bapak sekretaris desa sangat berbahagia dengan kedatangan
saya. Beliau sangat mendukung langkah saya meneruskan mimpi untuk jenjang S2.
Harapan beliau adalah kelak saya dapat bermanfaat dan membanggakan desa.
Langkah selanjutnya adalah permohonan surat rekomendasi. Saya dengan semangat
dan memberanikan diri untuk menemui wakil rektor bidang kemahasiswaan dan
akademik dan dekan FPTK UPI. Beliau berdua menyambut hangat kedatangan saya dan
memberikan dukungan sepenuhnya untuk motivasi ini melanjutkan studi.
Kang Ade
Suyitno, mentor saya di kampus semenjak awal-awal semeter dulu adalah sosok
yang luar biasa membuka pemahaman saya mengenai beasiswa LPDP ini. Banyak saran
dan masukan beliau mulai dari nol sampai persiapan wawancara. Terima kasih
bankyak akang, semoga sukses selalu bisnis dan studi nya, Kang Ade ini juga
Awardee LPDP untuk program Magister SBM ITB. Beliau juga membuka usaha tempat
kursus bahasa inggris yang sudah mulai berkembang bagus saat ini. Penulisan
essay dan rencana studi saya belajar banyak dari beliau. Kang Ade memberikan
nasihat berdasarkan pengalaman nya dan juga pengalaman teman-teman awardee nya.
Seakan mendapatkan peta, saya merasa tidak tersasar dan kebingungan dalam
menulis essay dan rencana studi ini.
Persyaratan
sudah terkumpul semuanya, hanya satu yang belum yaitu Sertifikat TOEFL ITP. Hal
ini adalah tantangan terbesar bagi saya. Dari SD sampai sekarang saya belajar
Bahasa Inggris dan juga belum-belum bisa. Seringkali minat bakat saya salahkan,
hahaha mungkin hanya mencari-cari alasan saya ini. Beberapa bulan sebelumnya
saya menemukan broadcast dari teman mengenai Sekolah TOEFL gratis dan online.
Benar sekali, ini adalah rintisan Mas Budi Waluyo. Dahsyat luar biasa, Sekolah
TOEFL ini membuka cakrawala saya bahwa TOEFL itu menyenangkan dan penting.
Modul-modul di sekolah ini empuk untuk dicerna. Dan yang paling teringat adalah
motivasi-motivasi Mas Budi yang selalu di update di blog pribadinya. Saat mulai
lesu seakan tersambar petir kembali untuk bersemangat ketika membaca tulisannya
dan melihat videonya. Hatur nuhun Mas Budi.
Terlalu santai
untuk ambil tes TOEFL adalah kesalan yang menjadi pengalaman luar biasa bagi
saya. Mungkin awalnya saya berpikir ah santai saja da tempat tes nya kan juga
banyak. Pasti masih ada kursi kosong untuk saya kapan pun daftar nya. Salah
Besar Ternyata! Saya mulai mencari-cari tempat tes di awal bulan januari, ya
mengingat deadline LPDP Bacth 1 kan juga tanggal 20, gumam saya begitu. Ternyata
oh ternyata saya mulai panik, semua tempat tes dengan jadwal keluar sertifikat
sebelum tanggal segitu sudah pada penuh semua. Saya telpon tempat-tempat tes di
Jakarta, Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Surakarta, dan Malang semuanya penuh.
Panik dan panik sekali rasanya saat itu. Sudah terpikir ya sudahlah ini adalah
kesalahan saya dan mungkin saya harus daftar untuk gelombang 2. Konsekuensi nya
adalah semakin lama waktu bagi saya untuk membuat tenang dan percaya
orang-orang tersayang di sekeliling saya akan masa depan seorang pemuda ini.
Allah SWT
memberikan petunjuk tepat, saya memutuskan untuk tetap ikut tes TOEFL di
English First, Cipaganti, Bandung. Tanggal tes nya adalah 09 Januari 2016 dan
sesuai yang dijadwalkan sertifikat TOEFL nya baru keluar 2 minggu setelah tes
yaitu tanggal 23/24 Januari 2016. Sudah lewat dari masa pendaftaran Bacth 1
tentunya. Sambil mengerjakan tes saya masih menyimpan harapan besar agar
sertifikat nya dapat keluar sebelum tanggal 20.
Pada tanggal 18
januari saya sudah mulai menanti-nantikan. Waktu itu pulang dari bimbing
ekskull KIR di SMKN 2 Kota Bandung, saya sempatkan mampir ke EF. Alhamdulillah
skor nya sudah keluar, namun tetap untuk sertifikatnya belum keluar. Akang
petugas nya bilang kalau sertifikat keluarnya sekitar tanggal 23. Oh sudahlah
pikirku, saya pulang diiringin hujan deras yang terus mengguyur. Tak patang
harapan, hari-hari berikutnya saya tetap menelpon.
Tanggal 20
Januari 2016, saya beberapa kali menanyakan dan hasilnya tetap sama bahwa
sertifikat belum jadi. Padahal hari ini tepatnya nanti malam adalah deadline
penutupan Beasiswa LPDP Bacth 1. Berdo’a dan Berdzikir adalah penenang saya. Pukul
setengah 6 sore saya mencoba untuk menelpon kembali. Suasana nya hujan sangat
deras sekali. Tidak terduga, jawaban di telpon itu membuat saya loncat-loncat.
Allahu Akbar! Sertifikat TOEFL saya sudah keluar dan bisa diambil. Membelah
deras nya hujan saya dengan penuh semangat melaju ke EF.
Scan beberapa
berkas langsung saya lakukan dan formulir online juga baru saya lengkapi malam
itu. Tepatnya pukul 10.30 WIB saya baru menyelesaikan pedaftaran online dan
upload berkas. Sebetulnya saya masih belum percaya tentang hal ini, oleh karena
nya saya tidak sempat ngecek banyak dulu karena mengira sudah jam setengah 12
malam, oh ternyata masih jam setengah 11 malam. Pasrah dan berdo’a saja
mudah-mudahan dapat yang terbaik.
Sesuai saran
Kang Ade, saya perbanyak blogwalking untuk membaca-baca pengalaman para awardee
di saat sesi wawancara, LGD dan Essay on the Spot. Hal yang membuat saya
terkesan saat wawancara adalah ungkapan Ibu Psikolog. “Kamu itu lucu ya, tapi
belum cukup lucu untuk ikut Stand Up Comedy” kata beliau. Hahaha sebenarnya Ibu
nya terhibur atas jawabanku, mungkin beliau tidak mau memuji saya sepenuhnya
takut saya melonjak loncat-loncat jauh ke plafon. Hahaha.
Saya masih
tepuk-tepuk pipi, apakah saya masih mimpi? Benar saya masih mimpi untuk bisa
keterima di ITB di Prodi Teknik Elektro. Beasiswa sudah digenggaman, satu tahap
lagi yaitu Ujian Saringan Masuk ITB program magister. InsyaAllah akan mencoba
mendaftar di gelombang 1 bulan April ini dan intake kuliah pada akhir Agustus
2016. Mudah-mudahan selalu dilancarkan dan dimudahkan. Aamiin.
Masih teringat
kala Allah memilihkan UPI untuk jenajng sarjana saya, kampus pendidikan di
Bandung utara. Tidak pernah terbayangkan akan bagaimana saya di UPI nanti. Satu
bulan sebelum masa perkuliahan saya pulang ke Wonogiri. Sesampai di rumah saya
disambut air mata oleh Ayah. Sama sekali tidak menduga saya, Ayah yang
betipikal keras dan jarang menangis, saat itu begitu deras mengeluarkan air
mata sambil memeluk erat saya. Ayah yang susah bicara karena stroke ternyata
memendam keinginan agar saya menjadi seorang pendidik nantinya. Air mata Ayah
adalah semangat yang selalu teringat ketika saya mulai lesu mengarungi
kehidupan ini. Ayah, anakmu saat ini selangkah lagi akan mengenyam pendidikan
S2 dan mudah-mudahan menjadi pendidik sebagai dosen yang benar-benar bekerja
dan mengabdi sesuai kemampuan ini.
Beberapa
kelancaran akademis yang saya raih saat ini sangat dipengaruhi oleh pola pikir
Ibu saya. Beliau tidak pernah mengenyam pendidikan, tidak bisa membaca, dan
juga tidak dapat menulis. Namun, Ibu mempunyai sudut pandang yang jauh lebih
maju mengenai pendidikan anaknya. Oleh karena itu, jika berbicara mengenai
sukses terbesar dalam hidupku adalah saya dapat membahagiakan Ibuku setiap waktu.
Pengorbanan Ibu sangatlah nyata dan jika ditayangkan di serial sinetron pasti
semua orang akan terharu menontonnya. Ibu sehat selalu ya, harapanmu mengenai
pendidikan anakmu ini akan terus saya perjuangkan hingga engakau memelukku pada
pengukuhan gelar di jenjang pendidikan tertinggi yang dapat saya raih kelak.
Aamiin.
Saya terharu membacanya, semoga Ibu Mas Agus selalu sehat Mas, salam Dahsyat
ReplyDelete