Tuesday, April 30, 2013

Urgensi Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Mitigasi Dampak Negatif Perkembangan Teknologi


Urgensi Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Mitigasi Dampak Negatif Perkembangan Teknologi
Oleh: Agus Ramelan
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Pendidikan Indonesia

Kata “teknologi” seolah-olah menjelma menjadi makanan pokok bagi manusia di era sekarang. Betapa tidak, serangkaian aktivitas manusia mulai sedari bangun tidur sampai tidur kembali pun tidak lepas dari yang namanya “teknologi”. Sejatinya tak jarang dari mereka yang tidak tahu apa sebenarnya teknologi itu, bahkan sekadar definisinya pun sering kali terabaikan. Umumnya, masyarakat hanya sebatas pada tingkat penerapan teknologi.  Kata “teknologi” berasal dari techne yang berarti cara dan logos yang berarti pengetahuan. Secara harfiah teknologi dapat dimaknai sebagai pengetahuan tentang cara. Secara umum teknologi merupakan cara melakukan sesuatu guna memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang,memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia[1]. Meskipun istilah teknologi baru terdengung-dengungkan awal abad 19 M, sejatinya teknologi sudah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu. Hal ini dikarenakan keinginan manusia untuk hidup lebih nyaman, mudah, makmur dan sejahtera. Dari era sebelum masehi sampai era gobalisasi, teknologi selalu berkembang dan menunjukkan status funsionalnya terhadap tatanan hidup manusia. Sebut saja Ibnu Al Haytsam (1039 M), di awal abad 10 M menemukan hukum pemantulan dan pembiasan yang memungkinkan manusia mempunyai teknologi optikal sebagai alat bantu penglihatan serta memungkinkan manusia untuk mengukur ketinggian bintang kutub. Penemuan ini jauh sebelum penemuan di bidang serupa oleh Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, Newton, maupun Snellius[2]. Satu lagi, berkat temuan ilmuwan penuh karya yang lahir di Milan, Ohio, Amerika Serikat, kita dapat merasakan terangnya dunia malam dengan lampu, menikmati kereta dengan lokomotif listrik yang lebih ramah lingkungan, mengeraskan suara dengan bantuan mikrofon, dan dapat mendokumentasikan segala aktivitas dengan kamera film. Thomas Alva Edison, dialah ilmuwan yang berjasa besar berkat penemuannya yang brilian dan tepat guna. 

Sunday, April 7, 2013

UNEXPECTED EXPERIENCE IN MARCH






Aceh Development International Conference (ADIC) 2013 merupakan sebuah konferensi tingkat internasional yang bertujuan mengumpulkan gagasan melalui paper terpilih guna meberikan sumbangsih dalam pembangunan Aceh. ADIC 2013 yang dihelat pada 26-28 Maret 2013 di University of Malaya ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar ACEH Internasional di Malaysia dan bekerjasama dengan beberapa universitas serta KBRI di Malaysia. ADIC pada awalnya diinisiasi pada tahun 2010 di University Putra Malaysia, berlanjut tahun 2011 di National University of Malaya, kemudian tahun 2012 di International Islamic University Malaysia dan disambung di tahun 2013 yang dihelat di University of Malaya. Dengan tema “Sustainable Development and Acceleration of Acehnese Welfare; Needs, Values, and Rights”, konferensi ini mengajak semua warga dunia untuk memberikan gagasan yang tepat dan relevan untuk percepatan pembangunan Aceh pasca tsunami 2004 silam.