img src: http://www.solopos.com/?p=8127 |
Bengawan Solo, nama ini pasti
tidak asing di telinga kita. Ya, Bengawan Solo adalah sungaii terpanjang di Pulau Jawa, Indonesia dengan dua hulu sungai yaitu
dari daerah Pegunungan Kidul
dan Ponorogo, selanjutnya bermuara di daerah Gresik,
Jawa Timur. "Bengawan" dalam bahasa Jawa mempunyai arti "sungai yang besar". Sebelum
bernama Bengawan Solo, sungai ini pernah dinamakan Wuluyu, dan Semanggi
(dieja Semangy dalam naskah bahasa Belanda abad ke-17) .
Panjang sungai Bengawan
Solo mencapai 548,53 km dan mengaliri dua provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sungai ini juga melalui sekitar 17 Kabupaten. Aliran Bengawan Solo masa kini terbentuk
kira-kira empat juta tahun yang lalu. Sebelumnya terdapat aliran sungai yang
mengalir ke selatan, diduga dari hulu yang sama dengan sungai yang sekarang.
Karena proses pengangkatan geologis akibat desakan lempeng Indo-Australia
yang mendesak daratan Jawa, aliran sungai itu beralih ke utara. Pantai Sadeng
di bagian tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta
dikenal sebagai "muara" Bengawan Solo Purba.
Daerah hulu Bengawan Solo
meliputi daerah Hulu Kali Tenggar, Hulu Kali Muning, Hulu Waduk Gajah Mungkur serta
sebagian Kabupaten Wonogiri dengan penampang sungai yang berbentuk V. Vegetasi
pada daerah ini didominasi oleh tumbuhan akasia.
Aktivitas yang banyak dilakukan di dareah ini adalah pertanian, seperti padi dan kacang tanah. Dinding sungai pada daerah ini rata-rata
bertebing curam dan tinggi. Karena banyak digunakan untuk pertanian, daerah
sekitar sungai pada bagian ini banyak mengalami erosi
dan sedimentasi yang cukup tinggi. Daerah hilir
meliputi daerah sebagian Tempuran (hilir) Kali Madiun,
sebagian kabupaten Ngawi, Blora, Bojonegoro, Lamongan, Tuban.
Bengawan Solo juga
dijadikan sebagai sebuah judul lagu, lagu Indonesia berirama keroncong yang terkenal ciptaan Gesang.
Diciptakan pada tahun 1940, lagu ini terinsipirasi dari sebuah sungai asli dengan
nama yang sama di Jawa Tengah. Liriknya mendeskripsikan sungai tersebut dengan gaya yang nostalgia. Setelah Perang Dunia II, pasukan Jepang
yang kembali ke negaranya membawa lagu ini bersama mereka. Di sana, lagu ini
menjadi populer setelah dinyanyikan berbagai penyanyi, di antaranya Toshi Matsuda.
Lirik lagu
Bengawan Solo
Riwayatmu kini
Sedari dulu jadi
Perhatian insani
Musim kemarau
Tak seberapa airmu
Di musim hujan, air
meluap sampai jauh
Ref:
Mata airmu dari Solo
Terkurung Gunung Seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut
Itu perahu
Riwayatnya dulu
Kaum pedagang selalu
Naik itu perahu
Riwayatmu kini
Sedari dulu jadi
Perhatian insani
Musim kemarau
Tak seberapa airmu
Di musim hujan, air
meluap sampai jauh
Ref:
Mata airmu dari Solo
Terkurung Gunung Seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut
Itu perahu
Riwayatnya dulu
Kaum pedagang selalu
Naik itu perahu
Source: http://id.wikipedia.org/wiki/Bengawan_Solo
No comments:
Write Komentar